Hipertensi memang lebih berisiko, dan sering dialami saat seseorang menua, TETAPI usia muda pun dapat mengalami hipertensi. Misal pasien muda dengan riwayat gangguan ginjal, atau masalah gangguan hormon tiroid.
Saya pernah menjumpai seorang pasien muda (masih remaja baru 15 tahun) dengan obesitas, dan pola makan tinggi garam (suka asin, dan konsumsi junk food yang terlalu sering), ternyata mengalami HIPERTENSI.
*Apakah Mengkonsumsi daging kambing dapat meningkatkan tekanan darah (hipertensi)??
♥ Memang, di dalam daging kambing terdapat kandungan garam (sodium, natrium), protein, vitamin, dan mineral. Kandungan garam pada daging kambing itu yang bisa menaikkan tekanan darah, NAMUN TIDAK BERSIFAT PERMANEN atau berlangsung singkat saja.
Jika kita banyak minum air putih lagi, beraktifitas lagi, otomatis tekanan darahnya kembali normal. Jadi DAGING KAMBING BUKAN PEMICU UTAMA HIPERTENSI.
Penyajian atau cara pengolahan daging kambing itu sendiri , yang harus lebih diperhatikan. Misalnya terlalu asin (penambahan garam, MSG/vetsin/micin, bumbu penyedap yang biasanya juga mengandung garam).
Ingat!! jika seseorang berisiko hipertensi atau memiliki tekanan darah tinggi, MAKA KONSUMSI GARAM DALAM 1 HARI TIDAK BOLEH MELEBIHI 1 SENDOK TEH.
*Kenapa, risiko terjadinya hipertensi, lebih besar pada saat kita menua??
♥ Karena semakin bertambah umur,⇒ maka pembuluh darahnya menjadi bertambah kaku⇒ Kemampuan Elastisitas dinding pembuluh darah dalam hal vasodilatasi/melebarkan pembuluh darah, agar tekanan darahnya stabil, MENJADI BERKURANG⇒ BAHKAN pembuluh darah menjadi cenderung menyempit ⇒Tekanan darah menjadi tinggi/ HIPERTENSI.
Semakin bertambah umur juga menyebabkan:
- Katup/klep jantung menebal, dan kaku.
- Kemampuan memompa darah menurun
- Meningkatnya resistensi pembuluh darah perifer/ meningkatnya tahanan pembuluh darah (terutama arteriol) terhadap aliran darah.
Karena itu, HIPERTENSI LEBIH TEPATNYA ADALAH BISA DIKONTROL, BUKAN BISA DISEMBUHKAN.
Kenapa saya memakai huruf besar dan di Bold (tebalkan)?
♥ Karena yang sering kali terjadi di lapangan adalah, para pelayan kesehatan sering kali mengabaikan pasien dengan riwayat hipertensi.
Saat pasien itu datang, misalnya: dengan tekanan darah 180/100 mmHg ⇒ lalu diberikan obat tekanan darah ⇒ setelah tekanan darah normal atau menurun, pasien diperbolehkan pulang atau membawa resep obat anti hipertensi selama beberapa waktu ⇒ TETAPI, LUPA DIANJURKAN UNTUK MENGONTROL TEKANAN DARAH LAGI.
♥Atau pasiennya masa bodoh dengan kejadian tekanan darah tinggi ini, dikiranya sudah sembuh, sehingga mengabaikan saran dari pelayan kesehatan (misalnya dokter) untuk mengontrol ulang tekanan darah setelah beberapa waktu, misal 10 hari setelah pengaturan gaya hidup atau pemberian obat tekanan darah. NAMUN TIDAK KONTROL ULANG.
Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) pada tahun 2013 menunjukkan bahwa penderita hipertensi yang berusia di atas 18 tahun mencapai 25,8 persen dari jumlah keseluruhan penduduk Indonesia. Banyak sekali!!
Ini artinya masih banyak penderita hipertensi yang tidak terjangkau dan terdiagnosa oleh tenaga kesehatan dan tidak menjalani pengobatan yang semestinya. Hal tersebut menyebabkan hipertensi sebagai salah satu penyebab kematian tertinggi di Indonesia.
Hipertensi dikenal juga sebagai “pembunuh diam-diam” atau ” the silent killer” , karena walaupun orang itu dalam keadaan hipertensi, namun tidak merasa ada keluhan atau gejala. Mungkin dikira sakit kepala biasa.
Padahal jika diukur tekanan darahnya dengan alat tensimeter, maka orang itu ternyata HIPERTENSI. Hipertensi itu tidak baik, dan jika terus dibiarkan, akan menyebabkan masalah kesehatan serius, bahkan mengancam nyawa.
Bayangkan, Jika sebuah selang diberi tekanan tinggi, maka akan merusak sekitarnya. Demikan juga, jika dinding pembuluh darah kita mengalami tekanan darah tinggi, maka akan merusak sekitarnya juga (termasuk pembuluh darah otak, mata, jantung, ginjal, dan lain-lain)
Satu-satunya cara mengetahui apakah Anda memiliki hipertensi adalah dengan mengukur tekanan darah dengan alat tensimeter.

Jika Anda belum memeriksa dan tidak tahu tekanan darah Anda, mintalah kepada pelayan kesehatan untuk memeriksanya. Semua orang dewasa sebaiknya memeriksa tekanan darah mereka setidaknya setiap tahun sekali.
Batas Pengukuran Tekanan Darah

Tekanan darah | Tekanan darah dalam mmHg |
Hipotensi (tekanan darah rendah) | < 90/60 mmHg |
Normal pada dewasa muda | 90/60 mmHg – 120/80 mmHg |
Normal pada usia lanjut > dari 55 th | 90/60 mmHg – 130/85 mmHg |
Pre Hipertensi | Di atas normal sampai 140/90 mmHg. Mulai hati-hati. |
Hipertensi Stage 1 | 140/90 mmHg – 160/100 mmHg |
Hipertensi Stage 2 | 160/100 mmHg- 180/110 mmHg |
Hipertensi urgency atau Hipertensi emergency | >180/110 mmHg |

- Nilai atas menunjukkan batas atas/sistole/tekanan sistolik/ tekanan pada saat jantung itu dipompa atau berkontraksi.
- Nilai bawah menunjukkan batas bawah/diastole/ tekanan diastolik/ tekanan pada saat jantung berelaksasi (mengisi darah)
- Pengukuran tensi, sebaiknya pasien tidur/ istirahat dahulu sekitar 10-15 menit, agar relaks.. manset diletakkan 2 cm di atas siku. Stetoskop diletakkan beberapa cm agak medial atau mendekati tubuh.
- Jika Pengukuran pertama masih tinggi/ tidak yakin ⇒ Ukur lagi tekanan darah yang ke dua kali. Saya biasanya melakukan tensimeter di lengan kiri, dengan alasan lebih dekat ke jantung.
- Laporan dalam American Journal of Medicine menyebutkan, Pengukuran tensimeter sebaiknya di kedua lengan, Karena jika ada perbedaan yang jelas/ atau lebih dari 10 mmHg, maka orang tersebut berisiko untuk mendapat serangan jantung, dan stroke. Dengan alasan, adanya hambatan lemak di pembuluh darah arteri.
Masalah kesehatan yang serius akibat Hipertensi
1. Beban untuk jantung.
Hipertrofi ventrikel kiri (HVK) merupakan kompensasi jantung menghadapi tekanan darah tinggi

Jika:
- Tekanan darah 140/90mmHg : meningkatkan 2 kali beban jantung
- Tekanan darah 160/100mmHg : meningkatkan 4 kali beban jantung
- Tekanan darah 180/110mmHg : meningkatkan 8 kali beban jantung

2. Merusak pembuluh darah.
Sekarang Bagaimana caranya pembuluh darah jadi rusak???
- Perubahan pada lapisan pembuluh darah atau disebut deformitas.
- Juga mengakibatkan pembuluh darah menjadi kaku atau tidak elastis (stenosis) tidak dapat membuka sempurna.
- Bahkan apabila mendapat tekanan yang sangat tinggi maka pembuluh darah akan pecah. Seperti kasus stroke hemoragik.
Karena itu hipertensi merupakan salah satu faktor utama pemicu penyakit jantung coroner
Kenapa serangan jantung menyebabkan nyeri, terutama di dada kiri ??..

- Ginjal : pembuluh darah yang mensuplai darah ke ginjal dirusak akibatnya terjadi gagal ginjal
- Otak : tekanan darah yang tinggi bisa menyebabkan stroke, pembuluh darah yang mensuplai darah ke otak bisa pecah,
- Mata : Terjadi Glaukoma, Retinopati Hipertensi, pembuluh darah di mata juga bisa rusak, menyebabkan kelainan fungsi di mata.
Langkah – langkah praktis menjaga tekanan darah tetap normal:
- Minum air putih 2,5 liter 1 hari
- Jangan konsumsi alkohol terlalu banyak, dan sering
- Tidur kurang lebih 8 jam /hari
- Makan buah, sayur (serat) yang cukup
- Hindari atau batasi garam
- Olahraga minimal 30 menit sehari
- Cek tekanan darah secara berkala
- Jangan terlalu stress. Santai saja
- Dilarang merokok!
- Banyak berdoa.
2. Dengan obat-obatan anti Hipertensi: (PENTING JUGA)
- Sebaiknya ikuti saja apa kata dokter mengenai anjuran minum obat anti hipertensinya.
- Lebih baik punya tensimeter sendiri supaya bisa cek sebelum atau setelah minum obat. Kalau malah jadi hipotensi yaa jangan diminum dulu obatnya.
Biasanya resep yang saya berikan, dimulai dari dosis minimal obat anti hipertensi. Misalnya:
- ® Golongan diuretic Thiazide (HCT) 25 mg, 1 kali 1 tablet. Bisa dikombinasi atau diganti dengan
- ® Obat Anti hipertensi Golongan ACE Inhibitor (Angiotensin Converting Enzym Inhibitor), seperti: Captopril 25 mg (short acting) 3 kali 1/2 tab. atau 3 kali 1 tablet, tetapi biasanya efek samping dari Captopril adalah batuk. Ada yang lebih baik dan potensial yaitu Ramipril 5 mg (long acting): 1 kali 1 tablet. Pemakaian obat long acting lebih mudah dipatuhi.
- ® atau Start dari golongan CCB (Calcium Channel Blocker), seperti: Amlodipin 5 mg : 1 kali 1 tablet. (Bisa juga dikombinasi)
- ® Bisa juga ACE-Inhibitor diganti dengan golongan ARB (Angiotensin Receptor Blocker), Seperti Valsartan 80 mg : 1 kali 1 tablet. Atau ARB dikombinasikan dengan CCB untuk efek anti hipertensi yang lebih kuat. Atau ACE-Inhibitor dikombinasikan dengan CCB
- ® Bisa dikombinasikan dengan golongan Alfa Blocker, seperti Metyldopa 250 mg : 2 kali 1 tablet, atau Clonidine 0,15 mg : 2 kali 1 tablet
- ® Jika nadi tidak lambat, tidak kurang dari 70 kali/ menit, tidak ada riwayat asma, dan tidak ada gangguan jantung, Untuk penanganan selanjutnya dapat dikombinasikan golongan Beta-Blocker, seperti Atenolol 50 mg: 1 kali 1 tablet
Beberapa informasi penting yang saya dapat dari seminar jantung:
- Perhatikan Obat ACE Inhibitor jangan dikombinasikan dengan obat ARB. Karena berefek hiperkalemia dan meningkatkan risiko acute renal disease.
- Jika terdapat Proteinuria. Atau adanya protein di urine (Bisa diketahui dari test urine atau urinalisis), Maka penggunaan CCB dihentikan. Ganti dengan golongan obat lain. Karena dapat meningkatkan risiko damage pada ginjal. Tetapi ada juga golongan CCB baru yang cukup aman untuk masalah proteinuria ini, yaitu Lecarnidipine.
- Untuk golongan Beta-Blocker. Apabila pasien tersebut menderita Heart disease (Atau gangguan pada jantung) Pilihlah yang Cardioselektif. Atau Beta-1 selektif, misalnya Bisoprolol. Sekarang ada golongan obat Beta-Blocker baru, yaitu Nebivolol yang mempunyai efek Cardioselektif dan Vasodilator.
- Ada juga obat Ivabradine yang mempunyai sifat Beta-Blocker dan dapat dikombinasikan dengan obat Betablocker yang lain, karena cara kerjanya yang berbeda (Cara kerjanya fokus pada nodus sinoatrial)
- Untuk Ibu hamil, Penggunaan obat anti hipertensi yang dianjurkan, hanyalah: Labetalol (tidak ada di Indonesia), Yang boleh dan sering diresepkan adalah Metyldopa, dan Nifedipin.
Beberapa Anjuran penting:
- Jika ingin mengkonsumsi, mengganti atau memutus obat anti Hipertensi sebaiknya konsultasikan dengan dokter. Untuk memutus obat anti Hipertensi, lakukan tappering off: atau mengurangi dosis obat setengahnya sampai 3 hari, kemudian kurangi lagi dosisnya menjadi seper empat selama 3 hari lagi.. ⇒ baru distop.
- Memang Hipertensi dapat disebabkan oleh sebab tertentu seperti hipertensi karena kehamilan, atau penyakit tertentu seperti gagal ginjal, atau pun gangguan hormon tiroid. Jadi harus dicari penyebab dari Hipertensi itu sendiri, dan dikoreksi.
- Namun karena HIPERTENSI juga merupakan PENYAKIT DEGENERATIF (akibat faktor penambahan usia atau penurunan fungsi tubuh) KARENA ITU, HIPERTENSI LEBIH TEPATNYA ADALAH BISA DIKONTROL, BUKAN BISA DISEMBUHKAN.
- Kepatuhan berobat secara rutin setiap hari, sangat menentukan prognosis penyakit ini ke depannya. Jangan sampai, jika sudah kena stroke, gagal jantung, atau gagal ginjal karena hipertensi yang tidak dikontrol, Anda menyesal. SUDAH LUMAYAN TERLAMBAT..
- PRINSIPNYA, adalah : Bagaimana caranya supaya mencapai nilai Normotensi 24 jam :
Normal pada dewasa muda 90/60 mmHg – 120/80 mmHg Normal pada usia lanjut > dari 55 th 90/60 mmHg – 130/85 mmHg
- Normotensi membuat pembuluh darah Anda lebih relaks (tidak rusak), dan kerja jantung lebih santai (Tidak kerja berat menghadapi tekanan darah tinggi)
- Konsultasikan keadaan tubuh anda dengan dokter secara berkala.
Artikel terkait: